Retakan Dinding dan Jenisnya
Retakan Dinding dan Jenisnya - Dinding bangunan yang retak adalah sebagai pertanda apabila kondisinya sudah mulai labil atau rapuh, sehingga perlu dilakukan pengamatan secara berkala. Keretakan pada dinding mempunyai bentuk yang beragam, ada yang bentuknya vertikal, retak menyimpang, retak halus dan yang lainnya.
![]() |
Sumber : Distributor Alat Ukur & Alat Uji |
Walaupun tidak semua bentuk retak dapat berbahaya, namun tetap harus diwaspadai untuk menghindari potensi timbulnya keretakan yang lebih besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan, keretakan ini akan dapat mengakibatkan bangunan tersebut roboh.
Retakan Dinding dan Jenisnya
Ada 2 jenis retak yang umum diketahui yaitu retak struktural dan retak non-struktural.
1. Retak Struktural
Apabila dilihat dari faktor resikonya, retak struktural adalah jenis retak yang dapat membahayakan kestabilan pada suatu bangunan. Bentuk khas dari keretakan tipe ini yaitu lebar retakan melebihi 2 mm dan bentuknya terlihat jelas dan memberikan jarak setiap sisi dinding.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya retak struktural antara lain yaitu :
- Pergeseran tanah
Biasanya hal ini terjadi dikarenakan adanya penurunan pada pondasi yang disebabkan oleh gempa, banjir, longsor dan bencana alam lainnya.
- Kesalahan pondasi
Penyebab lainnya adalah dikarenakan terjadinya kesalahan dalam mengukur dan menganalisa beban yang diterima oleh pondasi. Penyebab lainnya yaitu karena salah dalam menentukan pondasi yang digunakan saat proses pembangunan.
- Gagal struktur
Kondisi ini sering disebabkan oleh pengerjaan struktur yang tidak sesuai dengan perhitungan dan standar yang sudah ditetapkan.
Untuk memperbaiki dari jenis retak struktural ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Ini dikarenakan bangunan harus direkonstruksi dan harus dipastikan kembali kestabilan pada struktur bangunan supaya kondisi bangunan tersebut tetap stabil saat terjadi pergerakan atau pergeseran tanah.
Retak struktural terbagi menjadi 2 macam yaitu :
- Retak tarik
Penyebab utama dari retak tarik yaitu karena terjadinya penurunan pada permukaan tanah yang dapat terjadi pada berbagai jenis bangunan. Kondisi bangunan akan tetap aman apabila penurunannya terjadi secara bersamaan, namun akan sangat berbahaya apabila penurunannya tidak bersamaan.
Penurunan yang tidak bersamaan dapat menyebabkan perubahan elevasi pada bangunan, sehingga akan menimbulkan keretakan pada dinding. Untuk mengatasi masalah ini, maka harus dilakukan pemadatan tanah dan menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan karakteristik pada tanah di masing - masing wilayah.
- Retak tekan
Jenis retak tekanan karena disebabkan oleh adanya tekanan yang berlebihan dari atas dan bawah dinding secara bersamaan, sehingga akan menimbulkan retakan. Umumnya, hal ini disebabkan karena kolom bangunan yang tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, sehingga beban yang diterima langsung didistribusikan ke dinding hingga akhirnya menimbulkan keretakan.
2. Retakan Non Struktural
Meskipun jenis retakan ini tidak terlalu membahayakan, namun dapat mengurangi nilai keindahan pada sebuah bangunan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari timbulnya retak non struktural, diantaranya yaitu :
- Map cracking
Retakan jenis ini disebabkan oleh penggunaan semen yang berlebihan, sehingga tidak merata dan plesteran cepat mengering dan menimbulkan retakan. Penyebab lainnya yaitu acian yang masih sangat tipis dan masih belum kering, namun kemudian dilapisi acian kembali sehingga akan menimbulkan pola retakan berbentuk peta (map).
- Crazing
Ciri-ciri dari retak jenis ini yaitu berbentuk halus dan hexagonal yang memanjang dan dangkal. Cara menangani retakan jenis ini sebenarnya sangat mudah, yaitu cukup dengan mengorek permukaan retakan lalu dempul hingga permukaan yang retak tertutup kembali.
- Retak susut
Retak susut disebabkan karena kualitas pasir yang kurang baik dan juga plesteran yang terlalu tebal. Bukan itu saja, kondisi perubahan plesteran ketika pencampuran dengan pasir dan air juga menjadi salah satu penyebab terjadinya retak jenis ini. Biasanya retak susut ditemukan pada sudut jendela maupun sudut pintu.
Cara termudah untuk menghindari retak jenis ini yaitu dengan melakukan penyiraman dinding bata sebelum dilakukan proses plesteran. Selain itu pilihlah material dan komposisi yang sesuai dengan campuran yang digunakan.
Semua jenis keretakan tersebut diatas dapat terjadi di berbagai bangunan. Apabila keretakan sudah terlihat cukup mengkhawatirkan, maka sangat disarankan untuk melakukan audit pada struktur bangunan.
0 comments:
Post a Comment