Powered by Blogger.

Penyebab Kegagalan Budidaya Udang Galah

Penyebab Kegagalan Budidaya Udang Galah - Udang galah atau dengan nama lain macrobrachium rosenbergii dan dikenal juga dengan sebutan giant freshwater prawn yang merupakan salah satu jenis crustacea dengan ukuran yang lebih besar dibandingan dengan udang air tawar lainnya.

Penyebab Kegagalan Budidaya Udang Galah

Udang galah ini merupakan merupakan komoditas hasil perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dilakukan pengembangan karena nilai jualnya yang tinggi, ukuran tubuh udang ini besar serta rasa dagingnya mirip seperti lobster. 

Penyebab Kegagalan Budidaya Udang Galah

Di Indonesia kegiatan pengembangan udang galah diawali pada tahun 1974. Kemudian komoditi udang galah dikembangkan oleh lembaga penelitian perikanan darat pasar minggu di Jakarta tepatnya di pusat penelitian limnolog.

Untuk lembaganya berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan seperti Unit Pengembangan Udang Galah Pamarican, Ciamis dan Balai Budidaya Air Tawar di Sukabumi, Balai Penelitian Perikanan Air Tawar di Sukamandi.

Dalam pembudidayaannya, udang galah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terlebih lagi pada sektor pembesarannya. Akan tetapi di berbagai lapangan masih terdapat berbagai kendala yang disebabkan karena belum tersosialisasikannya sistem budidaya serta kurangnya penguasaan teknologi spesifik dalam budidaya udang galah.

Untuk itu dalam upaya peningkatan produktivitas usaha budidaya udang galah ternyata dapat dilakukan dengan menerapkan teknik pemeliharaan serta pengembangan sentra budidaya dalam bidang pembesaran.

Dalam melakukan budidaya udang, ada salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan jumlah produksi yaitu kepadatan dan asupan tambahan pakan pada pemeliharaan. Umumnya mengenai kelangsungan hidup udang galah sudah lama menjadi penyebab tersendatnya budidaya udang galah

Mengenai kelangsungan hidup udang galah rupanya tidak lebih dari 15 hingga 20% saja. Untuk rendahnya nilai kelangsungan hidup pada udang galah ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain yaitu pemilihan induk, sifat udang yang kanibal, kualitas air dan pakan, serta cara budidayanya.

Dalam peningkatan produksi kegiatan budidaya, pakan memiliki peran jadi pakan yang diberikan harus berkualitas baik, bergizi serta memenuhi syarat sebagai udang untuk dikonsumsi, dan tersedia dalam jangka panjang jadi tidak mengganggu proses produksi yang memberikan pertumbuhan dengan optimal.

Budidaya Udang Galah

Kelangsungan hidup dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui toleransi serta kemampuan organisme budidaya untuk hidup. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya perbedaan nyata pada setiap perlakuannya yang dimana dapat membuktikan bahwa pemberian kentang sebanyak 3 gram / ekor dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang galah. 
 
Untuk nilai yang didapatkan dari memberikan kentang sebanyak 3 gram/ekor yaitu sekitar 51,3%, sedangkan untuk nilai yang didapatkan jika tidak memberikan kentang yaitu hanya berkisar 41,33%. Untuk kualitas air juga ternyata dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dari udang.
 
Ada hal yang sering sekali dijumpai yaitu ketika udang sedang dalam proses ganti kulit biasanya akan dimangsa oleh udang yang normal. Hal tersebut dikarenakan udang yang mengalami ganti kulit tersebut mengeluarkan bau yang mengandung asam amino jadi dapat memicu udang sehat untuk memangsanya.
 
Ada salah satu faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan tingkat kelangsungan hidup udang galah yaitu karena faktor lingkungan. Pada dasarnya udang galah sangat rentan terhadap kualitas media pemeliharaan yang kurang baik. Dalam pemberian pakan terutama pakan pelet akan berpotensi dalam menurunkan kualitas air media pemeliharaan. 
 
Jadi semakin tinggi kepadatan ikan maka feses dan juga urinnya yang dikeluarkan akan semakin banyak. Biasanya sisa pakan yang terdapat di dasar wadah adalah komponen yang dapat memicu terjadinya peningkatan amonia. Amonia tersebut dapat berbahaya bagi organisme yang dipelihara karena amonia tersebut sifatnya beracun.

1 comments:

  1. Saya juga mbudidaya kecil kcilan di tegal, sekarang lg pulang. terima kasih sy belajar cr perhitungannya

    ReplyDelete