Powered by Blogger.

Susut Hasil dan Penurunan Mutu Padi

Susut Hasil dan Penurunan Mutu Padi - Untuk mendapatkan beras yang ada di dalam gabah maka gabah tersebut harus melewati proses penggilingan lebih dahulu. Penggilingan padi / gabah ini dilakukan untuk mengupas / melepaskan kulit gabah (sekam), selain itu penggilingan juga bertujuan untuk menyosoh / membuang lapisan dedak untuk mendapatkan butir beras putih.

Susut Hasil dan Penurunan Mutu Padi

Namun seperti halnya proses panen dan pasca panen padi lainnya, proses penggilingan juga dapat menyebabkan susutnya hasil dan juga penurunan kualitas. Oleh karena itu untuk menekan tingkat susut hasil dilakukanlah penanganan penggilingan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan meningkatkan mutu hasil padi.

Susut penggilingan sendiri merupakan susut yang terjadi ketika proses penggilingan Gabah Kering Giling (GKG) menjadi beras, susut hasil padi dari penggilingan dapat terjadi secara kuantitatif dan kualitatif. Susut hasil secara kuantitatif dapat terjadi pada saat kegiatan pengupasan dan susut hasil, sedangkan secara kualitatif atau turunnya mutu adalah yang disebabkan akibat perlakuan proses penggilingan, misalnya keretakan dan kerusakan butir beras.

Susut Hasil dan Penurunan Mutu Padi

Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian tahun 2005 telah melakukan survei mengenai susut panen dan pasca panen gabah dan menghasilkan data yaitu, susut penggilingan padi mengalami kenaikan sebesar 1,21% yaitu dari 2,04% tahun 1995 / 1996 menjadi 3,25% pada tahun 2005 - 2007.

Susut hasil pada proses penggilingan disebabkan karena beberapa hal seperti kadar air dan mutu gabah, proses penggilingan dan kondisi mesin penggiling itu sendiri.

Kadar air dan mutu gabah

Gabah yang akan digiling sebaiknya adalah Gabah Kering Panen (GKP) terutama yang baru dipanen sehingga penampakan putih cerah dan cita rasa belum berubah. Pastikan kadar air gabah saat digiling adalah sekitar 14% dan usahakan kadar air merata selama penggilingan, Anda dapat memastikannya dengan cara mengukurnya menggunakan alat pengukur kadar air atau moisture meter.

Apabila kadar airnya lebih rendah maka butir beras menjadi mudah patah pada saat penggilingan sehingga nantinya akan banyak butir patah dalam beras tersebut. Sedangkan apabila kadar airnya lebih tinggi maka kerja mesin penggiling akan lebih berat dan pada saat penyosohan, butir - butir bekatul yang agak basah ini akan menyumbat lubang - lubang pada saringan penyosoh. Hal ini akan menyebabkan hasil penggilingan berkurang dan beras mudah patah serta pecah.

Karenanya pastikan gabah yang akan digiling memiliki kadar air yang sudah sesuai dan setelah dikeringkan sebaiknya gabah diangin - anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah. Pada saat proses penggilingan sebaiknya juga hanya menggiling satu jenis varietas gabah, jangan campurkan beberapa varietas dalam satu gilingan sekaligus.

Proses penggilingan dan kondisi mesin penggilingan

Selam pengoperasian mesin penggiling kinerjanya seringkali dipengaruhi karena beberapa hal selain kondisi dari mesin penggiling itu sendiri juga dipengaruhi oleh kondisi selama proses penggilingan. Kondisi tersebut adalah seperti tekanan yang tinggi atau terlalu rendah, aliran udara, suhu, laju aliran gabah dalam mesin penggiling yang tidak tepat. Semua hal tersebut dapat mempengaruhi susut hasil atau mutu beras rendah, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
  1. Beras mudah patah dan pecah yang dapat disebabkan karena rol karet mesin pengupas yang terlalu keras dan tekanan rol terlalu tinggi dalam ruang penggilingan. Selain itu celah antara rol yang terlalu sempit, aliran udara buang dan aliran udara hisap dalam mesin tidak sesuai pada saat pemolesan, suhu meningkat dapat membuat retakan kecil muncul di permukaan butir beras. Hal ini menyebabkan butir beras pecah. Dalam proses pengupasan kulit gabah/ sekam, hendaknya dihindari pengupasan yang berulang, karena dapat meretakkan butir beras sehingga kadar butir beras yang pecah tinggi.
  2. Hasil pengupasan gabah rendah, disebabkan karena aliran gabah dalam mesin tidak konstan, beras pecah kulit / sekam atau butiran asing mampet di mesin pemisah, laju putaran rol karet tidak tepat, tenaga mesin tidak memadai, aliran udara pada mesin tidak memadai dimana katup pemisahan / suhu kipas sudah aus sehingga kinerja pemisahan rendah. Selain itu karena pemisahan beras pecah kulit dengan sekam / kulit gabah tidak baik disebabkan karena aliran udara pada katup pemisahan tidak baik
  3. Rendahnya hasil giling yang disebabkan karena kadar air gabah yang tidak merata, aliran beras yang tidak memadai karena tersumbat butiran asing atau butiran pengotor. Selain itu tekanan penggilingan dalam ruang penggilingan terlalu tinggi dan sebaran kadar air tidak merata juga dapat menyebabkan susut hasil dan penurunan mutu beras
  4. Mutu hasil yang kurang baik karena persediaan uap di mesin pemoles tidak sesuai dengan aliran butiran, hal ini akan menyebabkan kilauan beras lekas hilang

0 comments:

Post a Comment